Disclaimer: Tulisan ini hanya sebuah bentuk penyemangat diri sendiri, dikala hati merasa iri, sepi dan kurang syukur.
Kalau yang dicari adalah sanjung puji dunia tentang betapa pintarnya kamu, betapa kerennya public speakingmu, betapa hebatnya kamu mengurus semua hal dengan waktu yang sama dan itu semua hal terlihat. Maka pilihan menjadi ibu rumah tangga merupakan salah jalan.
Tapi kalau yang dicari kemuliaan akhirat, insyaAllah pilihan jadi ibu rumah tangga sudah betul, karena berarti sudah menunaikan salah satu syariat Allah yang memuat banyak percabangan disana. Yang tujuannya untuk memuliakan perempuan dan mencetak manusia yang mulia (terdidik dan tarbiyahnya terjaga).
Sedangkan dunia disisi Allah tidak lebih berharga dari patahan sayap nyamuk & bangkai kambing cacat.
Tapi kalau aku berkarir diluar rumah kesempatan untuk beribadah wajib seperti sholat jadi lebih mudah, bisa lebih tepat waktu, ga diganggu anak jadi kualitasnya lebih khusyu.
Nah..justru itu "apakah mereka berpikir tidak akan Kami uji setelah beriman?", inilah tantangannya, inilah ujiannya, sejauh mana kita bisa survive mempertahankan kualitas iman, sejauh mana kita gigih untuk menggapai tingkatan kemuliaan yang ingin kita capai. Tantanganya ga cuma ujian keimanan, tapi juga godaan dari setan yang 24 jam ga ada hentinya mengajak kita untuk lalai.
Terus kalau diuji sekian kali lipat dengan tantangan yg lebih banyak apa derajat pahalanya sama? Wallaahualam, tp yang jelas disini diri akan tertempa untuk jadi pribadi yang lebih shining, shimering, speldid kawan².
Tapi aku cape, kerja ku ga dihargai, dirumah dianggapnya senang², padahal mah u know lah...makanya bisa sampai ada baby blues yang bahkan berkelanjutan menjadi PPD (post partum depression), ibunya gila.
Udah, mulai sekarang tutup harapan untuk dihargai, dimata manusia kita mah siapa atuh, tapi yakinlah sekecil apapun itu kebaikan yang kita lakukan, akan bernilai dimata Allah. Jangan berputus asa pada Rahmat-Nya.
Mulai sekarang fokus pada hal² besar buibuk.
Menanamkan tauhid pada keluarga, bahwa hanya Allah lah satu²nya sesembahan yang patut disembah, bukan sayap nyamuk patah ataupun bangkai kambing cacat (dunia). Jangan sampai kita lengah lalu diperbudak hal paling terhina (dunia).
Kalau yang dicari adalah sanjung puji dunia tentang betapa pintarnya kamu, betapa kerennya public speakingmu, betapa hebatnya kamu mengurus semua hal dengan waktu yang sama dan itu semua hal terlihat. Maka pilihan menjadi ibu rumah tangga merupakan salah jalan.
Tapi kalau yang dicari kemuliaan akhirat, insyaAllah pilihan jadi ibu rumah tangga sudah betul, karena berarti sudah menunaikan salah satu syariat Allah yang memuat banyak percabangan disana. Yang tujuannya untuk memuliakan perempuan dan mencetak manusia yang mulia (terdidik dan tarbiyahnya terjaga).
Sedangkan dunia disisi Allah tidak lebih berharga dari patahan sayap nyamuk & bangkai kambing cacat.
Tapi kalau aku berkarir diluar rumah kesempatan untuk beribadah wajib seperti sholat jadi lebih mudah, bisa lebih tepat waktu, ga diganggu anak jadi kualitasnya lebih khusyu.
Nah..justru itu "apakah mereka berpikir tidak akan Kami uji setelah beriman?", inilah tantangannya, inilah ujiannya, sejauh mana kita bisa survive mempertahankan kualitas iman, sejauh mana kita gigih untuk menggapai tingkatan kemuliaan yang ingin kita capai. Tantanganya ga cuma ujian keimanan, tapi juga godaan dari setan yang 24 jam ga ada hentinya mengajak kita untuk lalai.
Terus kalau diuji sekian kali lipat dengan tantangan yg lebih banyak apa derajat pahalanya sama? Wallaahualam, tp yang jelas disini diri akan tertempa untuk jadi pribadi yang lebih shining, shimering, speldid kawan².
Tapi aku cape, kerja ku ga dihargai, dirumah dianggapnya senang², padahal mah u know lah...makanya bisa sampai ada baby blues yang bahkan berkelanjutan menjadi PPD (post partum depression), ibunya gila.
Udah, mulai sekarang tutup harapan untuk dihargai, dimata manusia kita mah siapa atuh, tapi yakinlah sekecil apapun itu kebaikan yang kita lakukan, akan bernilai dimata Allah. Jangan berputus asa pada Rahmat-Nya.
Mulai sekarang fokus pada hal² besar buibuk.
Menanamkan tauhid pada keluarga, bahwa hanya Allah lah satu²nya sesembahan yang patut disembah, bukan sayap nyamuk patah ataupun bangkai kambing cacat (dunia). Jangan sampai kita lengah lalu diperbudak hal paling terhina (dunia).