Senin, 12 Agustus 2019

Agar Bangga Menjadi Ibu Rumah Tangga

Disclaimer: Tulisan ini hanya sebuah bentuk penyemangat diri sendiri, dikala hati merasa iri, sepi dan kurang syukur.

Kalau yang dicari adalah sanjung puji dunia tentang betapa pintarnya kamu, betapa kerennya public speakingmu, betapa hebatnya kamu mengurus semua hal dengan waktu yang sama dan itu semua hal terlihat. Maka pilihan menjadi ibu rumah tangga merupakan salah jalan.
Tapi kalau yang dicari kemuliaan akhirat, insyaAllah pilihan jadi ibu rumah tangga sudah betul, karena berarti sudah menunaikan salah satu syariat Allah yang memuat banyak percabangan disana. Yang tujuannya untuk memuliakan perempuan dan mencetak manusia yang mulia (terdidik dan tarbiyahnya terjaga).
Sedangkan dunia disisi Allah tidak lebih berharga dari patahan sayap nyamuk & bangkai kambing cacat.

Tapi kalau aku berkarir diluar rumah kesempatan untuk beribadah wajib seperti sholat jadi lebih mudah, bisa lebih tepat waktu, ga diganggu anak jadi kualitasnya lebih khusyu.
Nah..justru itu "apakah mereka berpikir tidak akan Kami uji setelah beriman?", inilah tantangannya, inilah ujiannya, sejauh mana kita bisa survive mempertahankan kualitas iman, sejauh mana kita gigih untuk menggapai tingkatan kemuliaan yang ingin kita capai. Tantanganya ga cuma ujian keimanan, tapi juga godaan dari setan yang 24 jam ga ada hentinya mengajak kita untuk lalai.
Terus kalau diuji sekian kali lipat dengan tantangan yg lebih banyak apa derajat pahalanya sama? Wallaahualam, tp yang jelas disini diri akan tertempa untuk jadi pribadi yang lebih shining, shimering, speldid kawan².

Tapi aku cape, kerja ku ga dihargai, dirumah dianggapnya senang², padahal mah u know lah...makanya bisa sampai ada baby blues yang bahkan berkelanjutan menjadi PPD (post partum depression), ibunya gila.
Udah, mulai sekarang tutup harapan untuk dihargai, dimata manusia kita mah siapa atuh, tapi yakinlah sekecil apapun itu kebaikan yang kita lakukan, akan bernilai dimata Allah. Jangan berputus asa pada Rahmat-Nya.

Mulai sekarang fokus pada hal² besar buibuk.
Menanamkan tauhid pada keluarga, bahwa hanya Allah lah satu²nya sesembahan yang patut disembah, bukan sayap nyamuk patah ataupun bangkai kambing cacat (dunia). Jangan sampai kita lengah lalu diperbudak hal paling terhina (dunia).


Rabu, 07 Agustus 2019

Make up Haul Pemula (2019)

Memasuki usia 26 tahun ini, sepertinya saya perlu belajar make up. Untuk membuat penampilan lebih presentable, bukan untuk siapa² (bahkan bukan untuk suami) tapi lebih ke penghargaan ke diri sendiri.
Berkutat dengan anak dan urusan domestik membuat saya mengesampingkan penampilan, hingga pada suatu ketika, saat bercermin saya melihat ibu muda kelelahan yang kucel, kumel, kusam dan kacau, terlihat menyedihkan. Sejenak saya menatap, lalu tertawa, lucu karena saya telah mengasihani diri sendiri. Wkwkwkwkwkw

Mulai dari skincare, saya sudah menetap dan memutuskan untuk tidak akan lagi pindah kelain hati skincare, karena telah menemukan yang cocok.
- Day cream zalfa ( lightening series)
- Night cream zalfa
- Facial wash zalfa
- Milk cleanser Viva (green tea)
- Toner Viva (green tea)

Lanjut ke makeup, sebagai pemula mari kita beli barang² seperlunya saja.
- Lip cushion emina (peach)
- bedak sari ayu (kuning pengantin)
- eye shadow palet 3 warna wardah
- Maskara bening nyx
- cheeklit emina
- Tinted moisturizer.

Minggu, 04 Agustus 2019

Persiapan Toilet Training Hira



Tak terasa Hira sudah memasuki usia 16 bulan, artinya sebentar lagi akan memulai fase toilet training (tt). Dari beberapa sumber dikatakan fase toilet training dilakukan antara usia 18 bulan - 3 tahun. Tergantung dari kesiapan orangtua dan anak.
Menurut artikel yang saya baca dari elhanalearningkit.com.
Balita, umumnya akan siap dilatih toilet training saat otot-ototnya mulai dapat mengontrol kandung kemih. Biasanya di usia 18 bulan ke atas. Selain itu ditandai juga dengan kesiapan fisik dan emosi serta bahasa di usia 2-3 tahun. Jika si kecil sudah bisa duduk tegak, diapernya kering 2-3 jam, mampu memahami instruksi sederhana dan sudah mampu mengatakan keinginannya, maka insya Allah dia sudah siap masuk ke fase toilet training.

Nah, sebelum memasuki masa 'siap' untuk memulai tolilet training, sayapun mulai menyiapkan beberapa hal yang sekiranya diperlukan pada saat proses toilet training berlangsung, ataupun sebagai pendukung yang diharapkan dapat meminimalisir drama (Insyaa Allah).
Diantaranya:
- Sounding, dimulai dari beberapa bulan yang lalu, tepatnya saat Hira memasuki usia 1 tahun, ketika dia sudah bisa berdiri, jongkok & berjalan. Saya teruskan sampai sekarang.
- Perbanyak stok celana, saya mulai membeli celana tambahan sebanyak 1 lusin ditambah celana dalamny(Antara males nyuci sama jaga² untuk cadangan 😂)
- Mengenalkan adab lewat buku, bagi saya buku berperan  sebagai media penunjang yang mempermudah ibu mengenalkan suatu hal baru kepada anak, termasuk mengenalkan adab toilet & tt.
Dari sekian banyak buku bagus tentang tt, saya memilih membeli buku bentuk softbook 3D (import) Alasannya karena dalam buku itu anak bisa diajak untuk ikut 'mengurus' si boneka yang hendak ke toilet. Soal redaksinya saya karang sendiri. Uniknya buku ini ada fitur celana lepas-pasang, pintu toilet buka-tutup, gulungan tissue 3D (yang saya kenalkan ke Hira sebagai handuk), dan simulasi mencuci tangan dari yang berbusa hingga bersih berkilaun setelah dibilas. Selain itu harganya yang pas dikantong *saya, IDR 57rban sudah termasuk ongkos kirim saat promo shopee gratis ongkir min 0 belanja heheheh.

- Mengenalkan adab ke kamar mandi secara langsung, saya mulai mencoba konsisten mengajak Hira membaca doa ketika akan dan sesudah dari kamar mandi, meskipun seringnya lupa 😅
Adapun adab² ke kamar mandi:

  • Membaca doa masuk kamar mandi
  • Masuk dengan kaki kiri
  • Tidak berbicara ketika dikamar mandi
  • Bersihkan kemaluan dengan tangan kiri
  • Mencuci tangan setelah buang hajat
  • Keluar dengan kaki kanan
  • Membaca doa keluar dari kamar mandi: غُفْرَانَكَ
    (GHUFROONAK: Ya Allah, aku memohon ampun kepadamu)
- Menerapkan adab ke diri sendiri terlebih dahulu, baru ajarkan ke anak. 

- Selalu berdoa kepada Allah , kita tidak punya daya dan upaya untuk menentukan apa yang akan terjadi nanti, makan harapan saya satu²nya setelah ikhtiar semampu yang saya bisa adalah berdoa, semoga Allah senantiasa memberikan pertolongan-Nya dan memberikan Umma kesabaran yang luas, agar toilet training ini bisa dilewati sesuai harapan & memupuk kemandirian untuk Hira.

Sekian berbagi cerita kali ini❤